TIMES BIAK, JAKARTA – Teddy Indra Wijaya, pria kelahiran Manado 14 April 1989, kini menjadi salah satu pejabat muda paling berpengaruh di lingkar dalam pemerintahan Prabowo–Gibran. Mengawali karier sebagai prajurit TNI AD dengan darah militer yang kental—ayahnya Kolonel Inf. (Purn) Giyono dan ibunya Mayor Caj (K) Patris R.A. Rumayan—Teddy dikenal sebagai figur disiplin, efisien, dan punya rekam prestasi kelas dunia.

Teddy merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 2011. Namanya mencuat setelah keberhasilannya menembus sejumlah kualifikasi elite di militer Amerika Serikat (AS).

Pada 2019, ia lulus dari US Army Infantry School di Fort Benning dan meraih predikat International Honor Graduate—penghargaan untuk lulusan internasional terbaik. Ia juga masuk Commandant’s List, yang berarti berada di 20 persen lulusan terbaik secara keseluruhan.

Pencapaiannya semakin komplet ketika ia meraih Tab Ranger, salah satu kualifikasi tersulit Angkatan Darat AS yang menuntut ketahanan fisik dan mental ekstrem. Di lingkungan TNI AD, pencapaian ini menempatkannya sebagai prajurit dengan standar global.

Karier: Dari Ajudan ke Posisi Strategis Negara

Karier Teddy mengalami lompatan signifikan sejak awal penugasan. Pada usia sangat muda, ia dipercaya menjadi ajudan Presiden Joko Widodo (2014–2019), dan ajudan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (2020–2024)

Di dua posisi itu, Teddy banyak belajar soal protokol negara, pengamanan, hingga diplomasi tingkat tinggi. Ia juga mulai dikenal publik karena kedisiplinan dan ketenangannya di berbagai momen penting.

Pada 2024, ketika Prabowo dilantik menjadi Presiden, Teddy mengambil keputusan besar: mengakhiri karier militernya (pensiun dini) dan menerima tugas sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab)—jabatan setingkat menteri yang menjadi simpul koordinasi administrasi pemerintahan.

Kinerja sebagai Seskab: “Sat-Set” di Jantung Birokrasi

Memasuki 2025, Teddy dianggap membawa kultur baru di Sekretariat Kabinet. Sebagai “gatekeeper” Presiden, ia mengatur alur dokumen, jadwal, naskah kebijakan, hingga sinkronisasi agenda lintas kementerian.

Gaya kerjanya disebut sebagai “manajemen sat-set”: rapat lebih ringkas, keputusan lebih terukur, dan koordinasi lebih cepat. Pendekatan militer yang ia bawa ke birokrasi sipil membuat roda administrasi kabinet berjalan lebih disiplin.

Sebagai pejabat milenial, posisi Teddy juga menjadi simbol regenerasi. Ia termasuk generasi baru pejabat publik yang lahir dari meritokrasi dan standar profesional global.

Sisi Humanis dan Fenomena Viral

Di luar kinerja birokrasi, Teddy memiliki sisi humanis dan magnet publik yang kuat. Loyalitas: publik menyaksikan konsistensinya mendampingi Prabowo selama bertahun-tahun, dari ajudan hingga pejabat tinggi negara. Irit bicara: jarang tampil memberi pernyataan, tetapi hampir selalu hadir di momen strategis. “Mayor Teddy Effect” di media sosial: daya tariknya kuat di kalangan emak-emak maupun Gen Z, menciptakan basis penggemar organik yang jarang dimiliki pejabat karier.

Kombinasi citra disiplin, kesigapan, dan aura misterius membuat Teddy menjadi figur istimewa dalam lanskap politik 2025.

Teddy Indra Wijaya bukan sekadar fenomena viral. Ia adalah representasi pejabat muda Indonesia dengan standar kompetensi global, rekam jejak militer yang kuat, dan kemampuan manajerial yang kini diuji di jantung pemerintahan. (*)