TIMES BIAK, SUMBA TIMUR – Sejumlah warga Kota Waingapu mendesak aparat penegak hukum menindak tegas bila ada mafia beras dan oknum Bulog yang nakal di saat melambungnya harga beras di Sumba Timur.

“Harga beras melambung tinggi diduga ada permainan mafia beras dan oknum Bulog Waingapu yang nakal untuk mencari keuntungan. Kami minta aparat penegakan hukum yang terlibat dalam Satgas Pangan untuk segera tindak tegas mereka-mereka ini yang bermain,” kata seorang warga,  Umbu Rangga, Kamis (29/2/2024).

Menurutnya, ada beberapa hal  mencurigakan di lapangan, seperti beras Bulog yang dilayani Perum Bulog Waingapu hanya dilayani khusus untuk orang-orang tertentu sebagai RPK besar berduit. Sedangkan RPK-RPK yang ekonomi kecil dilayani sangat terbatas.

Dia juga menduga ada oknum Bulog yang nakal soal beras bantuan Bulog diperjualbelikan dengan mengganti kemasan Bulog dengan karung berwarna kuning. Beras tersebut sudah ditemukan di sejumlah pasar, dimana beras yang dioplos di karung kuning tersebut ternyata beras Premium.

“Kami sebagai warga yang sedang sulit menghadapi tingginya harga beras di pasar dengan harga Rp17.000 hingga Rp18.0000/kilo. Kami harap aparat penegakan hukum periksa dan tindak tegas mereka yang menyusahkan masyarakat,” ujarnya.

Pimpinan Cabang Bulog Waingapu Zulkarnain saat dikonfirmasi membantah dugaan itu. Pihaknya tidak pernah melakukan hal itu.

Pada tahun 2024 ini saja, Bulog Waingapu belum melaksanakan pengurusan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Gerakan Pasar Murah (GPM) dan Stabiltas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Jadi yang baru kita lakukan itu baru penyaluran CBP untuk KPM per 10/kg per bulan. Sedangkan GPM kita belum laksanakan. Namun rencananya 6 Maret 2024 bersama Dinas Pertanian untuk melakukan GPM,” ungkap Zulkarnaen.  (*)